Syarifa Rahima Si Sastrawan Belia & Pebisnis Cafe Moco

Syarifa Rahima adalag gadis bagus sastrawan dan usahawan cafe moco yang memamerkan layanan bacaan terhadap para hadirin cafenya. Café ini bahkan yang hingga membolehkan pengunjungnya meminjam buku bacaan yang tersedia dan membawanya pulang ke rumah, masih sungguh jarang. Jenis café langka itu yakni Café Moco yang terletak di Jl. Cinere Raya No.102A, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16514. Café ini bisa anda tempuh dari Jl Fatmawati Jakarta Selatan, tinggal lurus menuju selatan hingga lewat kampus UPN Jakarta. Kemudian anda dapat berbelok ke kanan dan lewat lapangan golf Pangkalan Jati dan anda sudah datang di Jl Cinere Raya. Letak café ini di sebelah kiri jalan sebelum Polsek Limo.

Seperti halnya banyak café di Jakarta, Café Moco menawarkan wifi gratis. Ditambah perpustakaan yang lengkap menyuguhkan bacaan. Tak hanya buku-buku Islam, Café Moco juga menawarkan buku bacaan umum.”Kami sudah melakukan pekerjaan sama dengan beberapa penerbit buku untuk memasok materi bacaan,” kata Syarifa Rahima, gadis belia yang merintis kerja keras Café Moco di saat diwawancarai Suara.com di Depok, Rabu (24/8/2016).

Meski sekarang sudah menjadi entrepreneur di usia yang masih sungguh muda, perjalanan hidup Syarifa sejak kecil tak bisa dikatakan mudah. Sejak lahir, Syarifa yang kerap diundang Sarah sudah memiliki beberapa kekhususan. Anak bungsu dari empat bersaudara ini sejak balita mengalami keterlambatan bicara (speech delay). Saat itu, keluarga Sarah tinggal di Amerika Serikat. Sarah yang di saat itu berusia empat tahun diperiksa oleh sekelompok ahli.

Syarifa Rahima adalag gadis bagus sastrawan dan usahawan cafe moco yang memamerkan layan Syarifa Rahima Si Sastrawan Belia & Pengusaha Cafe MocoKetika umurnya sudah meraih sembilan tahun, jadinya dikenali bahwa pendengaran Sarah terusik akhir kelainan yang lazim disebut pembesaran adenoid (semacam pembesaran amandel, tetapi yang ini terdapat di pangkal hidung). Kelainan ini sudah memicu terdapat lendir yang terperangkap di gendang telinganya, sehingga mengusik pendengarannya. Baru pada umur sembilan tahun itu, lendir yang terperangkap itu sukses dibebaskan lewat suatu operasi yang mengangkat, baik adenoid maupun amandelnya. Tapi, tampaknya, kemampuannya dalam berbahasa logis-gramatikal sudah telanjur terganggu.

Namun halangan ini tak menghasilkan Sarah patah semangat. Bahkan, sejak kecil berkembang menjadi anak yang mandiri. Ia sudah sudah biasa membereskan kawasan tidurnya sendiri, makan sendiri, dan sebagainya.

Satu hal yang menonjol, sungguh menyukai membaca buku. Tak jarang banyak sekali buku dibawanya, ke mana pun beliau pergi.

Dibalik itu, Sarah ternyata memiliki kesanggupan mengagumkan dalam hal puisi. Sejak Sarah masih di SD, ia memang sungguh getol menghasilkan puisi. Mulanya beliau ketik sendiri, tetapi kemudian dituliskan dengan,tangannya sendiri dalam banyak sekali buku tulis yang dimilikinya. Walau memiliki kekhususan, Sarah ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menegaskan diksi dan juga kelenturan bahasa yang dikembangkannya untuk menjadi suatu puisi. Sarah sudah menelurkan buku puisi berjudul “dengarkan jiwa” yang berisi 35 puisi wacana Tuhan, cinta dan keindahan. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit DAR pada tahun 2012 lalu.

Beranjak remaja, gadis kelahiran 9 Mei 1997 tersebut masuk sekolah di Sekolah Menengah kejuruan berbasis kewirausahaan, jurusan Tata Boga. Selepas lulus, Sarah tak eksklusif melanjutkan kuliah. Ia menegaskan mengawali wirausaha kuliner dengan mendirikan café Moco. “Saya memang menegaskan menjadi wirausaha,” terang Sarah.

Dengan modal permulaan kurang lebih Rp300 juta, Sarah gres memiliki 1 cabang Café Moco di Cinere Depok. Berbagai tips ia jalani untuk lebih mengiklankan café milikinya. Seperti kerap mengadakan diskusi bedah buku dengan menjalin koordinasi dengan sebagian penerbit yang memasok buku terhadap Café Moco. “Disini bahkan ada program mendongeng anak di simpulan pekan, “jelas Syarifa.

Suasana Café Moco memang lebih ramai di saat simpulan pekan. Banyak keluarga yang berkunjung ke Café Moco menjinjing putera-puterinya yang masih kecil.

Dalam waktu dekat, Sarah akan membuka 1 cabang lagi Café Moco di lokasi lain di Jabodetabek. “Insya Allah tahun ini,” tutup Sarah. 

Sumber dari Suara.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel